Selasa, 18 Maret 2014

ooucchhh... Proses Melahirkanku (Part 1)

Hari itu tanggal 1 Februari 2014, sehari sebelum HPL (hari perkiraan lahirku) artinya satu hari lagi 40 minggu usia kehamilanku, ada rasa2 mulas terkadang mendera, namun mulas yang ku rasakan ini masih sangat bisa ku toleril. Aku masih bisa bergadget ria, tersenyum, makan enak, meski kadang perasaan tidak nyaman pada perutku.

Malam harinya mulas aku rasakan 1 jam sekali, tapi tetap dengan kekuatan mulas yg menurutku belum dasyat. Akhirnya keesokan hari tgl 2 februari, aku dan suami pergi ke rumah sakit, saat itu pukul 7 kami kerumah sakit. Sampai di pendaftaran RS.ASRI aku berujar mau chek pembukaan, akhirnya kami disuruh langsung keruang vk/kebidanan di lantai 1. Di ruang vk sangat sepi, aku bingung harus bertanya pada siapa, karena tidak ada orang yang berjaga. Namun terdengar ada suara "Ayo bu, bagus sedikit lagi bu" dan kemudian terdengar tangisan bayi. Disitu perutku rasanya semakin mulas, dan badanku agak sedikit lemas. Kemudian kelaur bidan yang langsung menyapa kami, sebentar ya bu, sedang ada tindakan, silahkan menunggu di ruang ini (menunjuk ruang obeservasi).

Di ruang observasi, saya di chek CTG, chek detak jantung bayi dan chek kekuatan dan intesitas kontraksi. kata bidan kontraksinya sudah teratur 5 menit sekali dan akan di chek pembukaanya. Aku diminta menanggalkan celanaku, dan saat kontraksi terjadi (saat perut tegang dan terasa mulas) tangan si bidan merogoh masuk ke lubang rahim, kutak atik kutak atik.. kata bidan pembukaan 2 ya bu, observasi ya bu 6 jam, jangan pulang dl. saat itu pengechekan pembukaan pukul 9.00am

Dimasa-masa menunggu untuk diobservasi ulang, saya dan suami berjalan2 mengelilingi rumah sakit, berharap mulas datang  lebih intens dan lebih kuat, dan berharap pembukaan naik. Untuk membuang waktu terkadang kami hanya mengobrol dan menonton tv di kamar observasi

suami yg setia menunggu dan menemani (masih bs ketawa-ketiwi)

snack dan teh manis saat awal kedatanganku saat observasi

jam demi jam kami lewati, di ruang observasi ternyata seperti rawat inap, aku juga diberikan makan siang, sayangnya aku lupa untuk mengabadikan menu makan siang saat itu. Enak dan bergizi..! itu aja sih komentnya,hehe.. kenyaang.. 

waktu pun menunjukkan pukul 3.00 pm, aku di ctg ulang, kontraksinya bukanya makin teratur malah agak berantakan, mulas jg tidak makin naik. Pas di chek pembukaan, ternyata masih bukaan 2. Dr.Marly (dokter kandunganku) pun datang, dia berucap, kontraksi sudah teratur tetapi kekuatan mulasnya lemah, proses pembukaanya bisa sangat berlangsung lama. Beliau memberikan 2 pilihan, yg pertama induksi untuk menguakan mulasku. atau yg kedua kami pulang terlebih dahulu. Saya dan suami diberi waktu untuk memutuskan yg terbaik bagi kami. Setelah dr.marly dan bidan keluar dari ruangan, kami pun berdiskusi. Oia, sebelum saya menanyakan kalo induksi apa bisa melahirkan nanti malam dok? dokter menjawab, yaa kira2 paling besok siang. (Dalam hati) haah...! kirain bisa nanti malam, klo bisa langsung deh mau induksi, klo lama begitu yaa pikir2 lg. Suami berujar saat kami berdiskusi, "kamu maunya gimana?", aku malah balik bertanya, "kalo menurut ayah?". "Kita pulang aja ya, kita kan ga tau si dede memang sudah siap keluar atau belum, kalo pake induksi nanti memaksakan dede. bukanya kamu mau yang alami?" begitu pendapat suamiku. 

Kami pun memutuskan untuk pulang, sambil ketawa nyengir aku bilang ke suami, "kita induksi alami aja dirumah sendiri dl yuk yah?" sekitar pukul 8.00pm induksi alami pun terjadi. Suamiku pun tertidur, aku tidak bisa tidur karena perut sering tegang, saat tegang dan terasa agak mulas, aku gunakan untuk berjalan2 kecil di dalam kamar. Tidak lupa aku menghitung interval kontraksiku menggunakan aplikasi di android. sekitar pukul 11 malam, kontraksi makin intens 3 menit sekali. Oia sebelumnya, saat kami memutuskan pulang, bidan berujar, jika terjadi 3 hal ini, seger kembali ke rumah sakit ya. Yang pertama, kontraksi teratur 3kali dalam 10 menit. Kedua, ada rembesan seperti pipis tetapi tidak bisa ditahan. Ketiga, adanya pendarahan. Nah, kontraksi sudah 3 menit sekali nih pikirku, mulasnya jg lebih mulas dari sebelum-sebelumnya, sambil dzikir aku masih berjalan-jalan, kadang tiduran menahan mulas sambil terus melihat interval dan intensitas kontraksi. pukul 00.00 am, aku semakin tidak bisa tidur, mulasnya semakin terasa disertai nyeri, nyeri seperti orang mau mens, namun lebih sakit. Aku pun membangunkan suamiku, "ayah, mulesnya sakit, aku udah ga bisa ketawa nih, kalo nunggu besok pagi, takut ga kuat jalanya yah, mumpung masih bisa jalan ni yah". Suamiku langsung bangun, dan bergegas mandi dengan air hangat (ingat kan sebelumnya kami induksi alami :D), aku membereskan perlengkapan yang memang sudah siap kami bawa. Setelah suami mandi, aku berujar, "ayah aku mandi dl juga ya?", suamiku menjawab, "ga usah, nanti km masuk angin, emang masih kuat mandi?". aku, "Kan pake air hangat yah, ya klo sakit ga kuat aku panggil kamu, aku takut kalo terjadi apa-apa sama aku pas proses persalinan, aku belum mandi, masih junub gimana?". Mendengar itu, suamiku hanya diam, tidak menjawab apa pun, ekspresinya datar, menatap kosong, entah apa yang ada dipikiranya, dan dia hanya pergi ke dapur memasak air untuku mandi. 

Sebelum mandi, aku pun menelpon ibu, mengabarkan bahwa mulesnya sudah sakit, 3 menit sekali, mau ke dokter sekarang, klo nunggu subuh takut ga kuat jalanya. Ibu dan Bapaku menyiapkan kendaraan untuk kami pergi ke RS. Pagi buta itu pun disertai turun hujan, aku dan suami pun kerumah ibu dengan berjalan kaki menggunakan payung, itu pun aku berjalan dengan pelan-pelan, mulasnya sakit, kata suami jadi ingat waktu resepsi pernikahan, pas jalan menuju pelaminan, sambil ketawa2. Aku hanya bisa ketawa meringis, sambil cubit suami. 

To be continued










Tidak ada komentar: