Rabu, 05 Agustus 2015

Penyakit Jantung Bawaan (Part 1)

Setelah sekian lama ga buka blog ini dan ga menulis apa pun. Kali ini aku kembali untuk menulis hal yang sedih bagiku dan suami. 4 februari 2014 tanggal lahir ibrahim anak kami. Dia lahir dengan sempurna dan sehat, meski kenyataanya banyak kendala yang kami hadapi selama proses mengurus dia. Tepatnya di usianya 16 bulan, kami baru mengetahui bahwa buah hati kami memiliki kelainan jantung bawaan.

Orang tua mana yang menginginkan anaknya sakit? Orang tua mana yang tidak sedih mengetahui anaknya, harapanya, buah hatinya memiliki kelainan jantung. Ya kami sedih sangat sedih saat pertama kali mendengar bahwa ibrahim mengidap PJB.Saya akan bercerita sedikit perjalanan kami dalam mengurus buah hati kami. mulai dari asi ekslusifnya, mpasi-nya, dan sampai akhirnya kami mengetahui berbagai masalah yang kami temui selama ini karena faktor PJB ibrahim

Saat menyusui ibrahim,aku menemui beberapa kendala. Kendala pertama putingku yang agak datar dan besar, sedangkan mulut ibrahim yang mungil saat itu, hingga ibrahim tidak mampu melekat secara sempurna. minggu2 pertama ibrahim menyusu hanya pada puting kiri. Ibrahim selalu menangis saat mencari puting dan mencoba menyusu langsung. Puting sambungan tidak membantu, diberikan dengan sendok dia tidak sabaran, diberikan dengan cup feeder sebetulnya bisa tapi banyak susu yang terbuang. Akhirnya kami setengah putus asa memberikanya botol, dia lebih enjoy dalam menyusu. ASI tetap ku pompa, hanya saja medianya botol. Ada seorang temanku yang memberi tahu bahwa bisa menggunakan dot untuk menyambung puting ke mulut ibrahim. hehe cara itu berhasil. ibrahim mau menyusu langsung meski lewat sambungan dot. Tapi disitu aku tidak puas. aku mau ibrahim pintar menyusu langsung. Akhirnya saat ibrahim berusia 1 bulan. Aku buat IMD ulang, ya aku dan ibrahim skin to skin. aku bersikeras ibrahim harus menyusu langsung tanpa perantara. Awalnya itu sangat sulit, ibrahim terus saja menangis karena kesulitan menangkap putingku. setelah beberapa jam dan beberapa kali gagal. Akhirnya ibrahim bisa, ya dia bisa menyusu langsung padaku, payudara kiri dan kanan.

Masih kisah meyusui, para ibu menyusui pasti merasakan asi deras saat disusui. Nah ibrahim pasti kewalahan, dan spontan mencopot payudara saat asi deras muncul. Sering aku jepit payudara agar ibrahim menyusu dengan nyaman. meskipun lebih sering anakku yang spontan mencopot dan menyudahi sejenak menyusunya. Tak hanya itu, saat menyusu ibrahim terlihat sangat berkeringat, nafasnya akan lebih cepat. Keadaan itu membuat berat badanya lebih sulit naik, karena kami melihat ibrahim tidak menyusu dengan enjoy dan tuntas. Pada usia ibrahim 4 bulan akhirnya kuputuskan untuk memberikanya botol lagi.hiks... ASI tetap kupompa dimanapun aku berada. Berat badan ibrahim hanya naik paling banyak 700gram tiap bulanya saat ASI ekslusif.

Memasuki kisah MPASInya ini lebih sulit. Saat MPASI ibrahim sering terlihat seperti mual. makananya sering dia muntahkan kembali. Berat badanya semakin sulit naik. Sampai akhirnya ibrahim 7 bulan, dokter memarahiku karena BB ibrahim kurang. Ibrahim diberikan berbagai multivitamin. Kenyataanya BB nya tak signifikan naik terlalu banyak. Kami mencoba mencari penyebab dari keadaan ini, aku dan suami mencari berbagai pendapat dari berbagai dokter. Dari usia 1 bulan - 7bulan ibrahim konsul dengan dokter A, hingga kami merasa ada yang tidak beres dengan ibrahim tapi kok dokter ini katanya fine2 aja. hemm... akhirnya kami mencoba pindah ke dokter B dengan keadaan ibrahim waktu itu sakit batuk pilek. nah di dokter B ini aku pertama kali dimarahi karena BB yang kurang. multivitamin yang diberikan dokter tidak membantu banyak. Oia dokter B ini, menyarankan aku dan suami untuk chek jantung ibrahim di usianya 8 bulan. Tapi suamiku tidak mau, dia bersikeras anaknya sehat2 saja. Akhirnya kami pun berganti ke dokter C, buat menanyakan apakah ada bising? kebetulan dokter C tidak mendengar bising. Kami pun makin senang rasanya dan makin tidak ada niat untuk mengechek jantung ibrahim. Masalah berat badanya masih tak ada perubahan. Makanan yang aku berikan akan dimuntahkanya 10-20 menit setelah makan, sering sekai hal itu terjadi. badanya makin terlihat kurus. pipi cabi nya makin tidak terlihat. Melihat keadaan ini, alu dan suami mencari info harus konsul ke dokter mana ya untuk masalah ibrahim ini. Bulek ku yang kerja sebagai suster di hermina menyarankan konsul ke prof agus yang ahli khusus gastro. Ibrahim diberikan resep makanan mpasi berupa tepung beras + gula + susu pregistimil. setiap hari aku harus masakan itu. tapi ujung2nya sama muntah dan muntah. ditambah nangis sekarang kalo makan, karena memang rasanya yang tidak enak.huhuhu... oia sebelum ibrahim di chek darah dan fesesnya oleh prof agus. tapi hasilnya bagus, hanya saja memang pencernaanya sedikit bermasalah. Dengan resep mpasi dari prof ags, berat badan ibrahim malah turun 300 gram, karena ibrahi tidak doyan makan, dan kekebalan tubuhnya jadi turun, dia sakit lagi muntah2 dan panas.

Cerita lanjut di part 2 ya, saat anakku bertemu dengan dokter yang katanya ahli anak alergi, dan kami cukup lama bertahan konsul disana, sehingga akhirnya ibrahim suatu hari muntah darah dan kami harus pasrah mengetahui dia PJB