Jumat, 03 Januari 2014

Bersyukur Dipertemukan oleh mu...

Usia pernikahanku saat ini 9 bulan tepatnya nanti tanggal 13 januari. Selama pernikahan ini berlangsung, aku bahagia hidup bersama suamiku. Meskipun tidak dipungkiri ada banyak hal yang mengharuskan kami saling beradaptasi, namun itu hal yang wajar bagiku.

Semenjak berita kehamilanku, yang sekarang menginjak minggu ke 34, suamiku menjadi semakin romantis. Banyak hal-hal yang membuatku semakin merasa bahagia. Suamiku dengan sigapnya mengantarku setiap bulan untuk chek up ke dokter, pernah suatu hari suami harus lembur di waktu chek up, aku berujar padanya, bagaimana kalo aku saja sendiri yang chek up ke dokter kali ini. Tapi dia tidak menyetejuinya, katanya dia juga ingin melihat perkembangan si dede, dan takut jika ada apa-apa denganku di perjalanan. Akhirnya pun suamiku menyempatkan di sela-sela waktu kerjanya untuk mengantarku chek up bulanan. Senangnya rasanya... 

Bukan hanya itu saja, sempat di bulan ke-4 kehamilan perutku terasa sakit, panas, dibuat jalan sakit, dibuat tidur pun masih juga sakit. Suamiku dengan sabarnya membantu meringankan rasa sakit itu. Dan selepas tragedi itu, aku pun harus istirahat total, jadilah sang suami dengan rajinya menggantikan pekerjaan rumahku, dia yang mencuci piring dan juga mencuci pakaian selama kurang lebih 2 minggu. Setiap malam pun dia selalu membuatkanku segelas susu hangat. 

Masih banyak hal lain yang sering membuatku merasa bersyukur mendapatkanya, kesederhanaannya, kesabaranya, kedewasaanya, kemanjaannya padaku membuatku selalu bahagia.. 

Pernah satu kali dia marah padaku, dan ini pertama kalinya semenjak kami menikah suamiku marah dan tak mempan kurayu. Memang aku telah melakukan kesalahan yang membuatnya marah dan tidak suka, didiamkanya aku dan ditinggalnya tidur. Aku takuuuut sekali melihat suamiku marah seperti itu, semenjak kami pacaran sampai menikah inilah kali pertama dia marah. Aku pun hanya bisa menangis, menangis, dan menangis. Mata ku terus saja terjaga hingga larut malam, sedangkan sang suami tidur semakin pulas. Akhirnya saat jam menunujukkan pukul 2.00 dini hari, suamiku terbangun, melihat raut wajahnya seperti sudah tidak emosi marah seperti sebelumnya. Setelah dia selesai solat, dia langsung mencium perutku, saat itu aku hamil 7 bulan. setelah mencium perutku berkali-kali, dia memelukku dan berkata "maafin aku ya, dede ga kenapa2 kan?", langsung saja aku memeluknya erat dan mengucapkan maaf berkali-berkali, dan berkata agar ia jangan marah lagi. Aku tahu mungkin suamiku masih sedikit kesal dengan kesalahanku, tapi suamiku memang bukanlah tipe pendemdam, dia bilang, dia memang tidak suka dengan yang aku lakukan, jangan diulang lagi, dan dia lebih khawatir dengan kondisi kejiawaanku dan janinku jika dia terus marah padaku. yaaa... begitulah.. dia selalu memperhatikan aku dan calon anaknya yang ada diperutku.. 

Aku bersyukur pada Allah telah dipertemukan olehnya, dan aku selalu berdoa semoga Allah memperpanjang jodohku dengan suamiku hingga hanyat memisahkan kita, semoga Allah menjadikan keluarga kami ini keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, dan semoga keluarga ini bisa menjadi jembatan menuju keridhoaNya.. 

Terimakasih suamiku, telah mengajariku arti keserdahanaan, telah menyayangiku dan menjagaku selalu, selalu siap disaat aku butuh pertolongan, mau mengelus2 pungguku disaat pegal mendera, selalu membawakan tas dan barang bawaanku sehinngga aku lebih leluasa jika berjalan, selalu mengingatkanku untuk minum vitamin, mau membuatkan susu setiap malam untukku. Dan selalu memperhatikan kesehatanku dan juga kesehatan calon bayi kita.. 

Disetiap selesai solatku, aku selalu berdoa untukmu.. Aku mencintaimu.. semoga kau juga bersyukur telah mendapatkanku, meski aku merasa masih banyak kekurangan kurasakan 9 bulan mendapampingimu menjadi istrimu.. 

Love u my hubby..